Selasa, 07 Juli 2015

Proses penyembuhan patah tulang

Perlu Anda ketahui, penyembuhan patah tulang atau menyambungnya tulang yang patah merupakan proses alami dan otomatis setelah terjadinya patah tulang (fracture ) oleh sebab apapun.
Fraktur (english=fracture ) adalah diskontinuitas tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma. Patah tulang selalu dikaitkan dengan perdarahan, dan luka periosteal (lapisan luar tulang) atau
endosteal (lapisan dalam tulang).
Penyembuhan patah tulang didefinisikan sebagai pemulihan stabilitas mekanik, kontinuitas dan kemampuan tulang menopang beban secara normal. Proses penyembuhan patah tulang harus selalu dipantau melalui sinar-x atau rongsen secara berkala untuk mendeteksi siapa tahu terdapat kelainan atau masalah, karena tidak selalu proses penyembuhan itu berjalan normal.
Penyembuhan Patah Tulang yang Normal.
Agar penyembuhan atau penyambungan patah tulang terjadi secara normal, sejumlah persyaratan harus dipenuhi:
viabilty of fragment (suplai dara utuh)
Artinya fragmen tulang yang patah tersebut jaringan masih tersuplai darah dengan baik sehingga masih hidup.
Immobilitas
Tulang yang patah tidak boleh bergerak, hal ini dapat dicapai dengan tidak bergerak, imobilisasi eksternal (misalnya bidai) atau fiksasi internal)
Tidak ada infeksi
Proses penyembuhan umumnya sama untuk semua jenis patah tulang, yakni melalui serangkaian tahapan, sehingga terbentuk tulang baru dan mengisi di daerah retak atau celah antara patahan tulang sehingga menyambung sempurna. Jika patah tulang parah, masalah yang memperlambat proses penyembuhan dapat terjadi.
Berikut tahap-tahap proses penyembuhan patah tulang:
Tahap 1: Peradangan ( inflammation )
Tulang patah baik terbuka atau tertutup akan menimbulkan perdarahan sekecil apapun itu dan membuat jaringan di sekitarnya meradang yang ditandai dengan bengkak, memerah dan teraba hangat serta tentunya terasa sakit. Tahap ini dimulai pada hari ketika patah tulang terjadi dan berlangsung sekitar 2 sampai 3 minggu.
Tahap 2: Pembentukan kalus halus ( soft callus )
Antara 2 sampai 3 setelah cedera, rasa sakit dan pembengkakan akan mulai hilang. Pada tahap penyembuhan patah tulang ini, terbentuk kalus yang halus di kedua ujung tulang yang patah sebagai cikal bakal yang menjembatani penyambungan tulang namun kalus ini belum dapat terlihat melalui rongsen. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 sampai 8 minggu setelah cedera.
Tahap 3: Pembentukan kalus keras (hard callus )
Antara 4 sampai 8 minggu, tulang baru mulai menjembatani fraktur (soft callus berubah menjadi hard callus) dan dapat dilihat pada x-rays atau rongsen. Dengan waktu 8 sampai 12 minggu setelah cedera, tulang baru telah mengisi fraktur.
Tahap 4: Remodeling tulang
Dimulai sekitar 8 sampai 12 minggu setelah cedera, sisi fraktur mengalami
remodeling (memperbaiki atau merombak diri) memperbaiki setiap cacat yang mungkin tetap sebagai akibat dari cedera. Ini tahap akhir penyembuhan patah tulang yang dapat bertahan hingga beberapa tahun.
Tingkat penyembuhan dan kemampuan untuk merombak (remodelling) pada tulang yang patah bervariasi untuk setiap orang dan tergantung pada usia, kesehatan, jenis fraktur, dan tulang yang terlibat. Misalnya, anak-anak mampu menyembuh dan merombak fraktur mereka jauh lebih cepat daripada orang dewasa.
Sedangkan waktu penyembuhan rata-rata patah tulang untuk setiap jenis tulang, yaitu:
tulang jari : 3 minggu tangan) : 4 – 6 minggu
Distal radius : 4 – 6 minggu
tulang lengan ba minggu
humerus (tulang lengan atas) : – 8 minggu
fe bagian leher): 12 minggu
femoral shaft (tulang paha bagian poros): 12 minggu
tibia dan fibula (tul bawah dan tulang kering): 10 minggu
Masalah Pada Penyembuhan Patah Tulang
Patah tulang dapat sembuh tanpa masalah pada kebanyakan orang. Namun, masalah fraktur hampir selalu terjadi akibat cedera yang parah. Masalah masalah tersebut antara lain:
Sindrom kompartemen
Pembengkakan parah akibat patah tulang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah sehingga menghambat suplai darah, akibatnya aliran darah tidak cukup sampai ke otot-otot sekitar fraktur. Penurunan suplai darah dapat menyebabkan otot-otot sekitar fraktur menjadi mati, yang dapat menyebabkan cacat jangka panjang. Sindrom kompartemen biasanya terjadi hanya setelah cedera yang parah.
Cedera neurovaskular
Beberapa fraktur begitu parah sehingga arteri dan saraf di sekitar lokasi cedera menjadi rusak. Kondisi ini juga bisa menimbulkan kecacatan seperti mati rasa atau lumpuh.
Infeksi
Fraktur terbuka (patah tulang hingga tulang terlihat/keluar kulit) dapat terinfeksi ketika ujung tulang bergerigi yang menembus kulit terkena udara, tanah, atau debu.
Arthritis pasca-trauma
Fraktur yang meluas ke sendi (fraktur intra-artikular) dapat menyebabkan radang sendi dini.
Delayed Union (penyambungan tertunda)
Penyambungan tulang patah yang lebih lama dibandingkan standar normal waktu penyembuhan tulang.
Nonunion (tidak/gagal menyambung)
Fraktur yang gagal menyambung dalam jumlah waktu yang wajar ini disebut nonunion. Solusi : operasi
Malunion
Penyambungan tulang yang salah, seperti menyambung tapi miring, menyambung tumpang tindih, dan lain sebagainya. Solusi : operasi

Untuk konsultasi hub Solikin Arrojaa owner Griya sehat Arrojaa
tlpn /wa 082264072028 pin bb 51c82DCE
Salam sehat # badan sehat ibadah lancar #
www.griyasehatarrojaa.blogspot.com
Foto Solikin Arrojaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar